iitcf logoiitcf small logoiitcf logoiitcf logo
  • Home
  • About us
  • News
  • Program & Event
    • Educational Trip
    • Event
    • Event Documentation
  • Sponsor
  • Gallery
    • Photo
    • Video
  • Testimoni
  • Contact
✕
Seminar Wisata Halal
Potensi Wisata Halal dalam Meningkatkan Ekonomi Syariah
November 6, 2018
Penampilan Priyadi Abadi and Friends
Priyadi Abadi & Friends Meriahkan Milad FTPI ke-5
January 20, 2019

Wisata Halal Dorong Peningkatan Ekonomi Islam

Published by iitcf at November 13, 2018
Categories
  • blog
Tags
  • wisata halal

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Industri halal berkembang pesat di dunia. Bisnis yang berbasis pada sistem ekonomi Islam ini bukan hanya dikembangkan oleh negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, namun juga negara-negara yang sebagian penduduknya non-Muslim.

Pegiat Wisata Muslim, H. Priyadi Abadi M.Par mengatakan, Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya Muslim semestinya  lebih maju dibanding dengan negara lain, jangan sampai malah justru tertinggal. Bahkan, Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat wisata halal dunia.

“Kita lihat negara-negara Eropa, Jepang, Korea dan Thailand sudah mulai mengembangkan wisata halal, bahkan sudah menyiapkan pendukungnya seperti masjid, mushala, makanan halal dan lainnya,” kata Priyadi dalam seminar bertema ‘Peran Ekonomi Syariah Dalam Meningkatkan Perekonomian Negara’ di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, pekan lalu.

Menurut Priyadi, Indonesia bisa lebih dari itu. “Dengan banyaknya masjid, tempat pariwisata, menu makanan nusantara yang enak-enak, tentu akan sangat mudah mengembangkan wisata halal di Indonesia,” kata  chairmanIndonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) itu dalam rilis yang diterima Republika.co.id, pekan lalu.

Priyadi menambahkan, selama ini industri halal hanya diartikan sebagai industri makanan dan minuman. Padahal, halal juga ada di sistem keuangan dan gaya hidup. ”Yang sekarang sedang tumbuh pesat adalah gaya hidup halal. Pariwisata ada di dalamnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini ada 10  sektor halal lifestyle yang memberikan kontribusi besar dalam perekonomian dunia. Yaitu,  makanan, keuangan, travel, kosmetik, pendidikan, fashion, media rekreasi, farmasi, kesehatan serta seni dan budaya.

Pegiat Wisata Muslim, H Priyadi Abadi MPar (kiri) mengisi seminar ekonomi syariah di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Pendukung lain pengembangan halal lifestyle, menurut Priyadi,  adalah adanya perbankan syariah, asuransi syariah, dan lembaga keuangan syariah lainnya yang sekarang sudah berkembang  di negeri ini. “Dengan banyaknya  di bidang halal tersebut, tentu Indonesia  memiliki potensi bisnis yang besar dalam industri halal,” ujar direktur utama Adinda Azzahra Tour & Travel.

Berdasarkan studi Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2016, total jumlah wisatawan Muslim dunia mencapai 117 juta pada 2015. Jumlah itu diperkirakan terus bertambah hingga mencapai 168 juta wisatawan pada 2020 dengan pengeluaran di atas 200 miliar dolar AS.

Penulis buku Muslim Traveller Solutions ini berharap, selain dukungan dari pemerintah, para stakeholder lainnya, termasuk pengusaha dan masyarakat juga bisa mengambil peranan masing-masing untuk mengembangkan potensi yang besar ini.

Priyadi mengakui, selama ini pelaku usaha di bidang wisata Muslim lebih banyak bergerak pada layanan umrah dan haji. Padahal, potensi untuk membawa wisatawan Muslim global ke Indonesia juga besar. Namun, tambah Priyadi, ada sejumlah negara lain yang justru lebih siap menerima wisatawan Muslim. Negara-negara itu antara lain Taiwan, Italia, dan Jepang.

Sementara negara myoritas Muslim dengan destinasi wisata halal yang populer di dunia menurut studi GMTI pada tahun 2018 adalah Malaysia, Indonesia, Uni Emirat Arab, Turki, Arab Saudi, Qatar, Bahrain, Oman, Maroko, dan Kuwait. “Indonesia saat ini naik menjadi peringkat kedua setelah Malaysia,” katanya.

Priyadi menambahkan, sektor pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia di tahun 2018, yakni sebesar 20 miliar dolar AS  atau naik sekitar 20 persen dari tahun 2017 yang sekitar  16,8 miliar dolar AS. “Dengan adanya pariwisata syariah yang akan menambah segmen pasar pariwisata Indonesia diharapkan nantinya pariwisata akan berkontribusi sebesar 15 persen terhadap PDB,” ujarnya.

Pariwisata syariah membutuhkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan akan nilai-nilai syariah. “Hal ini akan menambah motivisi belajar pekerja agar terserap dalam industri ini,” tuturnya.

Share
0

Related posts

May 11, 2022

Astindo Siap Kolaborasi dengan Desa Wisata


Read more
wisata halal
November 22, 2021

IITCF: Wisata Halal Bukan Berarti Islamisasi Wisata


Read more
October 16, 2021

Ketua IITCF Sesalkan Pemutusan Sepihak Pemerintah Maroko atas Kebijakan Bebas Visa bagi WNI


Read more

Contact Us

Jln. Selat Bali No. 5 Blok E11 Kav AL, Duren Sawit, Jakarta Timur

(021) 86605394

0812 9563 6373

0812 9563 6373

info@iitcf.org

Awards

Follow me


Latest Post

  • 0
    Astindo Siap Kolaborasi dengan Desa Wisata
    May 11, 2022
Copyright © 2022 IITCF.org. All Rights Reserved