Ihram.co.id Pemerintah Arab Saudi sejak 27 Febuari 2029 menutup sementara ibadah umroh akibat wabah Covid-19. Ketua Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF), Priyadi Abadi berpendapat, disetopnya ibadah umroh ini akan membuat biro perjalanan Muslim mencari solusi lain.
Salah satunya dengan mulai menggarap pasar wisata Muslim. Yakni sektor wisata yang menawarkan perjalanan wisata dengan pelayanan serba halal.
“Travel Muslim harus mengakomodir kebutuhan Muslim traveler (wisatawan Muslim). Sebab mereka juga butuh jalan-jalan, tidak hanya haji dan umroh,” kata Priyadi, Rabu (15/4).
Saat ini sudah banyak travel umrah haji yang serius menggarap pasar wisata Muslim. Bahkan, mereka mengaku, pasar wisata Muslim itu sejauh ini berjalan mulus dan menguntungkan.
Salah satunya adalah Zas Holliday. Biro perjalanan yang berbasis di Solo, Jawa Tengah, itu sudah sejak 2018 mulai fokus menggarap wisata Muslim. Bahkan, mereka tak lagi menggarap pasar haji dan umrah.
Pemilik Zas Holliday, Dyah Ratna Hryati, mengatakan, paket wisata Muslim tujuan luar negeri yang ia tawarkan sejauh ini berjalan lancar. Sebab, jumlah pesaing amat minim.
“Jujur, di Solo sendiri belum banyak yang jual paket internasional wisata Muslim seperti itu. Pelaku haji dan umroh juga tidak banyak yang menargetkan wisata Muslim seperti kita,” paparnya, Rabu.
Adapun destinasi yang kerap jadi tujuan wisatawan Muslim bersama Zas Holliday, kata Dyah, adalah Eropa dan Jepang. Selama perjalanan wisata itu, pihaknya memastikan makanan yang dikonsumsi sudah bersertifikat halal. Pihaknya juga menyediakan tempat ibadah untuk para peserta.
Jika Zas Holliday fokus hanya menggarap wisata Muslim, lain halnya dengan Al Bilad Travel. Biro perjalanan Al Bilad menggarap pasar haji dan umroh sekaligus wisata halal.
Direktur Utama Al Bilad Travel, Jamaluddin Mahmud, mengatakan, pihaknya sudah menggarap sektor wisata Muslim sejak lima tahun lalu. Pendapatannya dari sektor ini terbilang cukup besar.
Setiap tahun, kata dia, setidaknya ada 10 grup yang dibawa ke berbagai destinasi wisata di seluruh dunia. Setiap grup itu berisikan 25-30 orang.
Namun, lanjut dia, semua rencana perjalanan wisata Muslim dalam dua bulan terakhir terpaksa dibatalkan karena Covid-19. Untuk keberangkatan awal April saja, pihaknya sudah membatalkan perjalanan ke Turki, Belanda, Amerika Serikat dan Kanada.
“Virus Corona ini kan berdampak ke seluruh dunia. Jadi tidak ada yang bisa dikerjakan,” kata Jamaluddin.