HAJIUMRAHNEWS – Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) bekerjasama dengan Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) menyelenggarakan pelatihan Bedah Destinasi Europe Muslim Education Trip di Jakarta. Pelatihan fullday yang digelar di Aula Patuna Travel pada Sabtu, (28/7) ini diikuti lebih dari 80 peserta yang berasal dari biro travel lintas asosiasi.
“Dalam pelatihan ini, kita akan belajar bagaimana membuka destinasi wisata Muslim ke Eropa. Tujuannya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang terjun dalam bisnis travel Muslim, sehingga mahir dalam berjualan paket wisata Muslim di Eropa,” kata Chairman IITCF, Priyadi Abadi dalam pemaparannya.
Menurutnya, selama 30 tahun pasar wisata muslim dikelola oleh perusahaan travel umum. Tapi, kini travel muslim sudah banyak yang melirik wisata muslim mancanegara. “Selama tiga tahun terakhir, industri wisata muslim perlahan mulai dikibarkan oleh para pelaku travel muslim,” ujarnya.
Priyadi menegaskan selama hampir 30 tahun, mindset bahwa travel muslim hanya menggarap umrah dan haji tertanam di benak umat Islam. Sedangkan wisata ke Eropa dan lainnya di luar umrah haji biasa memakai travel umum. Padahal ini menjadi pangsa pasar biro travel yang memang menyasar masyarakat muslim.
Karena itu, kata Priyadi, IITCF sebagai sebuah learning center, terus mensosialisasikan wisata muslim kepada publik. Berbagai kegiatan terus dilakukan pihaknya bekerjasama dengan asosiasi biro travel, salah satunya Sapuhi, seperti dalam kegiatan kali ini. “Tujuan kita untuk mengajak masyarakat membangun kepercayaan kepada travel muslim dalam melakukan perjalanan ke mancanegara di luar umrah dan haji,” kata praktisi pariwisata yang berpengalaman lebih dari 20 tahun di travel umum ini.
Priyadi yang tercatat sebagai owner dari Adinda Azzahra Travel ini merasa yakin bahwa travel muslim di Indonesia ke depan tidak hanya asyik mengurusi haji dan umrah, tapi juga akan mengembangkan sayapnya ke mancangera, salah satunya di Eropa.
“Ini luar biasa, karena mereka dari daerah pun ingin menimba ilmu tentang wisata muslim di Eropa, ada yang datang dari Makassar, Madura, Klaten, Bandung dan kota-kota lainnya,” ungkapnya.
Memang, dalam pelatihan kali ini, Priyadi menegaskan bahwa materi yang dibahas masih belum masuk ke hal-hal teknis yang harus disiapkan travel muslim untuk bisa masuk pasar wisata muslim di Eropa. “Kita masih bahas hal-hal dasar, misalnya pengenalan potensi wisata muslim di Eropa. Saya berharap ke depan bisa diperdalam lagi,” imbuhnya.
Ketua Umum Sapuhi, Syam Resfiadi dalam pemaparannya mengatakan, potensi wisata muslim dari Indonesia sangat besar, sehingga sangat disayangkan jika tidak digarap dengan baik. “Kita ketahui untuk Indonesia, 250 juta-an penduduk mayoritas Muslim, sehingga ini menjadi potensi pasar yang sangat bagus,” kata owner dari Patuna Travel ini.
Syam menjelaskan bahwa Muslim di Indonesia masih belum paham tentang muslim tour secara real, untuk itu perlu training, kali ini pelaku usaha akan mengetahui seperti apa kondisi real wisata Muslim Eropa. “Sesungguhnya ini baru bagian pertama dari rangkaian kegiatan Muslim tour yang dikelola oleh Sapuhi dan IITCF karena kami tidak mungkin memberikan satu acara untuk beberapa program. Jadi satu per satu biar betul-betul meresap di anggota kami,” jelasnya.
Terkait pelatihan ini, Syam mengakui ini ada kaitannya dengan kegiatan Educational Trip(Edutrip) Muslim Eropa bagi tour leader muslim yang akan digelar pada 15-24 September 2018 dan 28 Oktober hingga 7 November mendatang oleh Sapuhi dan IITCF.
Baik Syam maupun Priyadi sama-sama berharap, setelah mengikuti pelatihan dasar ini, peserta bisa meningkatkan kualitasnya menjadi tour leader yang profesional. (hai)