Belanda – Apabila sudah beberapa hari di luar negeri, kita pasti kangen dengan masakan Indonesia. Rendang, sambal, semur, ayam goreng, nasi goreng, balado, dan menu Indonesia lainnya yang bisa memanjakan lidah kita.
Adalah Resto Salero Minang, restoran Padang yang dimiliki oleh Erita Lubeek, Uni Erita begitu ia disapa. Orang Indonesia asal Padang yang tinggal di Belanda. Uni Erita menjadi solusi bagi Anda yang kangen akan masakan Indonesia. Masakan beliau enak dan siap diantar dimana Anda menginap.
“Di Belanda ini kami sudah 20 tahun. Kita membuka katering dan warung makan yang focus melayani wisata muslim. Kami menyediakan makanan halal bagi rang Indonesia yang ke Eropa,” kata Uni Erita kepada salah satu tim media Rindu Kabah di Belanda saat Edutrip Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) ke Eropa Barat, belum lama ini.
Bahkan kalau ada rombongan dan grup yang perlu servise ke Paris, Jerman dekat Frankfurt, Uni Erita siap memberikan servis. Ia dan suaminya yang bernama Marko, siap untuk mengantarkan pesanan makanan.
“Untuk menu kita selalu kombinasi, biasanya satu dalam grup itu bermacam-macam dari berbagai provinsi. Kalau kita hari ini rendang, besok semur, kemudian kaleo ayam. Pokoknya dikombinasi. Untuk harga makanan box tergantung servisnya kemana, kalau di Den Haaq sama minuman 11 euro. Tapi kalau sudah di Amsterdam Volendam itu sudah 12,5 euro. Minimal pemesanan 20 bok,” kata wanita berkerudung ini menjelaskan.
Untuk menu yang banyak dipesan di antaranya endang, ayam balado, ayam kaleo, dan semur juga banyak yang suka. Kemudian nasi goreng, kikil, dan sayur nangka.
Erita mengemukakan, Salero Minang menyediakan masakan Padang dengan racikan bumbu asli Padang. “Sebagai orang Minang, saya berusaha mempertahankan keaslian bumbu dan cita rasa masakan Padang. Sehingga, setiap orang Indonesia yang berkunjung ke Belanda dan menikmati masakan di restoran kami, dapat merasakan cita rasa yang sesuai harapan atau ekspektasi mereka,” papar Erita.
Menurut Uni Erita, dirinya membuka usaha catering sudah dari tahun 2005, sudah sekitar 14 tahun. Sedangkan untuk restoran Padang yang ia dirikan sudah 7 tahun, yaitu dari tahun 2011.
Tak lupa, Uni Erita juga menceritakan perjalanan hidupnya hingga menikah dengan orang Belanda. Ia bertemu dengan Marko tahun 1993 waktu masih kuliah di sebuah universitas di Padang. Singkat cerita, jalinan cinta keduanya diresmikan dalam pernikahan di tahun 1997.
“Setelah tamat kuliah saya kerja di Jakarta, ternyata suami kerja di Jogja. Kita ketemu lagi di Jakarta, ketemu disana, dia suka bolak balik Belanda – Indonesia, setahun sekali kunjungan wisata. Dia kerjanya di pabrik kulit di Jogja, budenya orang Belanda dan Pakde-nya orang Jogja. Dia bekerja untuk menawarkan kulit disana ke turis – turis,” cerita Uni Erita.
“Tapi karena tak bentah di Jogja, dia pindah ke Jakarta dan ketemu dengan saya. Dia ada keseriusan dan menikah, 2 tahun setelah menikah kemudian ada krisis. Kata suami, saya sudah tak sanggup lagi, disini kurang aman dan harus pindah ke Belanda. Saya pulang kampung dulu dan ikut suami sampai sekarang ini, ” tutup Uni Erita.