Jakarta – Chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) H. Priyadi Abadi, M.Par mengatakan lembaga pendidikan perguruan tinggi sudah saatnya menjadikan Haji dan Umrah serta Wisata Muslim sebagai mata kuliah kejuruan, khususnya utk jurusan Pariwisata.
Priyadi menambahkan, alasannya karena perkembangan haji dan umrah serta wisata muslim sangat potensial, namun kurang didukung sumber daya manusia yang profesional serta benar-benar memahami haji dan umrah khususnya wisata muslim.
Menurut Priyadi, ia masih melihat sekolah tinggi pariwisata saat ini dalam mata kuliah kejuruannya masih hanya berkutat seperti materi lama antara lain tiketing, teknik memandu wisata. “Ini sudah sangat mainstream, sedangkan perkembangan dunia wisata saat ini sangat cepat,” katanya disaat berbincang-bincang dengan ketua jurusan usaha wisata Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Drs. Amrullah, SH, M.Hum, M.Si Par.
Pria yang juga Direktur Utama Adinda Azzahra Tour & Travel ini berharap ke depan materri haji dan umrah serta wisata muslim bisa menjadi mata kuliah kejuruan di perguruan tinggi umum. Sejak dua tahun lalu, tambah Priyadi, pihaknya telah menyampaikan tentang pentingnya pengembangan pengetahuan tentang haji dan umrah serta wisata muslim. “Saya sudah menyampaikan dua tahun lalu agar bisa menjadi bekal para mahasiswa yang akan terjun di dunia industri pariwisata,” jelasnya sesaat selesai menjadi dosen tamu untuk materi kuliah haji, umroh dan wisata muslim kamis 28 feb 2019 dikampus pesona STP Trisakti Jakarta
Priyadi mengatakan, kalau mahasiswa hanya mendapat materi sebatas satu dua jam pertemuan di kampus ini tidak efektif. “Saya ingin menjadi mata kuliah kejuruan jadi mereka mendapatkan esensinya lebih dalam, bukan hanya sekedar mengetahui saja, tapi lebih mendalami potensi peluang serta permasalahan mengenai haji umrah dan wisata muslim,” tuturnya.
Para mahasiswa harus lebih banyak mendapatkan informasi terkini tentang persoalan haji dan umrah serta wisata muslim sehingga mereka akan mempunyai gambaran dan bekal serta mungkin menemukan solusi-solusi sebelum terjun di dunia pariwisata. Seperti pemahaman tentang skema Ponzi yang ramai jadi kedok penipuan jamaah.
“Kami terus mengkampanyekan wisata muslim sebagai peluang lain selain haji dan umroh yang sudah merupakan kebutuhan masyarakat muslim, salah satunya road show ke kampus-kampus untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa agar mereka mendapatkan gambaran. Dan itu juga membantu pemerintah dalam hal ini Kemenag untuk mensosialisasikan 5 PASTI,” tegasnya. [fro]