Agen Perjalanan Respons Pertumbuhan Wisata Halal

Tren industri halal secara global terus meningkat, termasuk wisata halal. Wisatawan Muslim mencari destinasi atau servis yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Sektor wisata pun kini semakin memfasilitasi segmen pasar yang konsisten bertumbuh ini.

Menurut data yang dipublikasikan MasterCard-CrescentRating pada 2019, grafik pertumbuhan jumlah wisatawan Muslim dunia (di luar haji dan umroh) terus mengalami kenaikan. Pada 2014, jumlah wisatawan Muslim 108 juta, 2016 sebesar 121 juta, dan pada 2018 menjadi 140 juta. Pada 2020, jumlah wisatawan Muslim dunia diproyeksikan mencapai 160 juta.

Kontribusi sektor wisata halal terhadap perekonomian global pada 2020 ini diprediksi mencapai 220 miliar dollar AS. Sementara itu, pada 2026 diperkirakan melonjak 35 persen menjadi 300 miliar dollar AS. Pada tahun itu, jumlah wisatawan Muslim diproyeksikan mencapai 230 juta wisatawan atau lebih dari 10 persen total wisatawan global secara keseluruhan.

Menyiapkan jasa

Melihat potensi sektor ini, penting bagi industri wisata untuk beradaptasi agar dapat memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim. Hotel dan restoran mesti menyediakan makanan halal. Destinasi wisata dengan jumlah pengunjung Muslim yang tinggi dapat menyiapkan fasilitas sembahyang termasuk tempat berwudhu. Untuk layanan yang lebih baik, hotel bisa menyediakan perlengkapan sholat, Al-quran, serta tidak menaruh minuman beralkohol di lemari pendingin kamar.

Pada Grand Opening Adinda Azzahra di Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (3/3/2020), Direktur Utama Adinda Azzahra Group H Priyadi Abadi menegaskan kembali urgensi pelaku usaha di bidang wisata untuk beradaptasi. Adinda Azzahra Group adalah salah satu perusahaan jasa perjalanan wisata yang berfokus pada perjalanan wisata Muslim mancanegara, termasuk program umroh dan umroh plus.

Direktur Utama Adinda Azzahra Group H Priyadi Abadi dalam acara grand opening Adinda Azzahra

Dikatakan Priyadi yang sekaligus menjadi Ketua Umum Asosiasi Tour Leader Muslim Indonesia (ATLMI), potensi wisata halal telah ditangkap banyak negara. Berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, Indonesia bersama Malaysia mendapat predikat sebagai juara destinasi wisata ramah Muslim di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Laporan GMTI 2019 juga menunjukkan Singapura mempertahankan posisinya sebagai destinasi ramah Muslim di kalangan negara-negara non-OKI. GMTI menganalisis pertumbuhan berbagai destinasi wisata ramah Muslim ini berdasarkan empat kriteria strategis, yaitu akses, komunikasi, lingkungan, dan layanan.

Pasar wisata halal adalah salah satu sektor pariwisata dengan tingkat pertumbuhan tercepat di dunia. Sayangnya, potensi ini belum dikembangkan dengan optimal. Priyadi berharap tempat-tempat wisata, hotel, restoran, maskapai penerbangan, serta biro-biro perjalanan untuk bergerak mengakomodasi potensi ini.

“Agen perjalanan memiliki peluang yang sangat besar,” kata Priyadi. Oleh karena itu, penyedia jasa perjalanan ini tak boleh terlambat berinovasi.

Dalam grand opening Adinda Azzahra, agen perjalanan ini meluncurkan aplikasi Adinda Azzahra untuk memberikan layanan yang lebih baik dan menjangkau konsumen yang lebih luas. Aplikasi ini bisa diakses di ponsel pintar berbasis sistem operasi Android maupun iOS.

Dalam melayani perjalanan, Adinda Azzahra memiliki beberapa keunggulan. Agen perjalanan ini telah berpengalaman lebih dari 25 tahun di bidang wisata Muslim mancanegara.

Dalam perjalanan wisata, ibadah salat dilaksanakan di masjid. Di samping itu, tentu saja menu-menu yang disajikan dijamin halal dalam setiap perjalanan. Saat ini, Adinda Azzahra Group menawarkan beragam paket wisata Muslim ke destinasi di Asia, Eropa, Amerika, dan Australia.

Sumber : Kompas